Belajar untuk lebih lama berpikir

Saya tipe orang yang “tangannya gatal” selalu mau bikin sesuatu, paling tidak bergerak. Jadinya saya memanfaatkan energi berlebihan ini untuk berkarya. Saya lebih senang bikin dulu, melakukan kesalahan, lalu memperbaikinya. Saya mulai tidak nyaman ketika sadar, kalau saya jadi mengurangi waktu untuk “berpikir”. Fokus beraktivitas, terlalu semangat melakukan to do list yang dibuat, padahal… mengerjakan hal yang salah, bukanlah hal yang bagus.

Catatan untuk pemula

Di awal, kamu perlu banyak berbuat untuk menambah pengalaman. Sering kali hal-hal yang tidak terencakan akan menjadi jalan. Jangan takut untuk berekperimen dan melakukan iterasi. Jangan menjadi pasif, setelah membaca artikel ini.

Di dunia kantor

Bisa kita lihat di dunia perkantoran selama ini, bos biasanya, secara fisik kerjaannya lebih santai dibanding karyawannya. Apakah betul lebih santai? yang santai adalah aktivitas fisiknya, tapi tekanan pikirannya jauh lebih besar.

Posisi yang semakin tinggi sejak kamu berkarir, misal naik menjadi pemimpin di proyek, lalu manager, dan seterusnya, semakin tinggi akan semakin mengurangi aktivitas fisik, tapi kamu akan menjadi otak utama yang memikirkan kesuksesan proyeknya. Bayarannya? di dunia kantor, tentunya lebih tinggi yang berpikir.

Di luar kantor

Ada banyak jenis pekerjaan di luar dunia kantor, ada pekerjaan yang butuh tenaga fisik, ada juga yang tidak. Apakah ‘berpikir’ menjadi tidak relevan untuk kerja fisik?

Ada kutipan dari Abraham Lincoln. “Berikan aku 6 jam untuk menebang pohon, akan kugunakan 4 jam pertama untuk menajamkan kapak.” Abraham bukan seorang penebang pohon, tentu yang dia maksud bukan secara harfiah, tapi yang menarik, hal ini benar baik literally ataupun tidak. Ketika kamu bekerja fisik dan alat kamu tidak memadai, kamu akan bekerja lebih lama.

Chef yang mengasah pisau, kontraktor yang memeriksa alat, dan masih banyak lagi, berpikir dan menyiapkan, sebelum terjun ke kerjannya adalah hal yang penting.

Di dunia kreatif

Pekerjaan yang ‘tidak butuh’ tenaga fisik, sebagai contoh seorang programer atau desainer (tenang, saya tahu kamu begadang :P dan capek secara fisik), yang dimaksud kategori di sini, adalah pekerjaan yang membutuhkan skill khusus yang dipelajari, tentunya lebih jelas kalau berpikir sangat diperlukan. Tapi pertanyaannya, apakah kamu sudah benar-benar berpikir?

Sudah melihat logo perusahaan besar seperti McD? hanya huruf M kan? atau nike? hanya lambang centang.. apple, adidas, dan lainnya. Semua desainer pemula, bisa menirunya. Apakah menurut kamu perusahaan ini membayar dengan harga murah? Desainer yang berpengalaman, akan menghabiskan waktu lama untuk mengerti untuk siapa mereka membuat desainnya, apa tujuannya, visi, misi, semuaaaa, sebelum mereka bereksperimen, melakukan iterasi, sampai keluar desain yang pas.

Kalau kamu seorang programer, membuat aplikasi, lalu mendapat tugas ‘bikin toko online’ tanpa bertanya ke klien, kamu akan menghabiskan waktu lama dengan percuma. Karena kebutuhan klien tentunya lebih dari toko-online, sama seperti desainer di atas, kamu perlu mengerti tentang usaha mereka sendiri, lalu menerjemahkannya menjadi sebuah aplikasi yang membantu mereka mendapat profit lebih banyak, bukan sekedar jadi.

Dilema dalam berpikir

Orang-orang yang menghabiskan waktu lebih banyak untuk berpikir normalnya akan melihat diri mereka lebih dihargai, karena bisa membawa hasil yang signifikan. Namun, belum semua perusahaan atau individu, melihat ini sebagai sesuatu yang penting, di mata yang tidak mengerti, mereka melihat berpikir sebagai hal yang pasif dan “tidak bekerja”

Mulai dari diri kamu sendiri. Cobalah ketika mendapat kerjaan, menjadi lebih kritis. Apakah ini penting untuk dilakukan? apakah budget waktu dan tenaga cukup? apakah dampaknya bisa besar? tanyakan hal ini ke diri kamu sendiri. Bagikan jawabannya dengan tim kamu. Akan ada perbedaan pendapat, tapi itulah poinnya. Kita sama-sama mencari jalan terbaik, sebelum mulai mengeksekusinya.

Tidak sedikit dari kita, yang diam saat meeting, “iya iya” asal bos senang, atau sebaliknya, sebenarnya punya banyak pikiran, tapi takut dimarahi. Yang kamu lakukan adalah menurunkan standar dan skill diri kamu. Jika kamu lebih kritis dan berpikir, kamu akan mendapat hasil atau mungkin pekerjaan baru yang lebih layak, yang menghargai individu kamu sebagai seorang kreatif, bukan hanya pekerja kasar.

Cara berpikir dengan benar

Berpikir bukan berarti libur dari kerjaan atau waktunya bersantai santai ria.

Bukan!

Untuk mendapatkan hasil maksimal, usahakan kamu dalam keadaan tenang, termasuk secara fisik, bukan di tempat yang banyak orang bisa interupsi. Pikiran adalah hal yang diberikan oleh Tuhan, ini bukan hal sepele.

Belajarlah bekerja dengan tenang, coba tanyakan hal-hal kritis di kepala kamu, atau di kertas. (Hindari tempat digital, karena sangat banyak distraksi… ehem.. Internet.. ehem juga.. game). Jawab dengan jujur, apakah yang akan kamu lakukan benar-benar bermanfaat? apakah yang kamu lakukan sudah efisien atau ada cara yang lebih memudahkan lagi. Gali lebih dalam.

Saat kamu sudah berpikir

Setelah selesai berpikir, waktunya kerjakan apa yang kamu putuskan dengan maksimal.

Sulit, tapi layak diperjuangkan

Latihan untuk saya

Saya sedang latihan, mau pause lebih lama, sebelum melakukan sesuatu.

Lebih lama berpikir sebelum menulis
Lebih lama berpikir sebelum membuat program
Lebih lama berpikir sebelum berbicara
Lebih lama berpikir sebelum posting
Lebih lama berpikir sebelum saya meninggal


---

Thu Oct 15, 2020, #manusia
Mau email kalau ada info menarik? klik ini.