Bikin apa yang kita mau

Saya punya dua cerita: Yang pertama, tentang Derek Sivers, musisi Indie yang mau menjual lagunya. Waktu itu bukan hanya dapetin rekaman yang susah, tapi untuk deal distribusi CD nya juga sama. Dia mulai nyari di internet dimana bisa ngejual CD nya online, sayangnya ngga ada yang mau nerima musisi indie.

Sampai pada titik Derek mutusin untuk bikin toko online cd nya sendiri! (ini sekitar tahun 1997, ngga segampang sekarang tutorial dan sistem pembayaran). Dia belajar dari buku, copy paste dan coba belajar ngoding/programming sendiri, titik paling bahagianya ketika dia berhasil bikin tombol “buy now! “

Orang-orang bisa beli CD musiknya secara online sekarang. Ngga behenti disana, teman-temannya sesama musisi indie ngelihat websitenya, dan mulailah dari satu ke dua ke empat ke 100 dst. Orang-orang mau dijualkan CDnya online. Bukan cuma Derek nyelesaiin masalahnya sendiri tapi semua teman-temannya ! Singkat cerita sekitar 8 tahun Derek berhasil menjual perusahaannya sebesar 22 juta dollar.

Yang Kedua:

Tahun 2007, Brian Chesky and Joe Gebbia baru pindah dari New York ke San Fransisco. Biaya apartemen mahal, mereka susah untuk bayar tiap bulannya, jadi butuh penghasilan tambahan.

Suatu hari ada konferensi design di kotanya dan mereka sadar semua hotel kebooking kalo ada event seperti ini. Muncullah ide untuk beli beberapa airbed (kasur) ditaruh di apartemennya dan disewakan buat yang mau menginap.

Mereka bikin website, dan tepat sekali, 3 kasurnya terbooking ! Mereka sadar ketika banyak yang nanyain apakah ini tersedia di kota-kota lain, orang orang butuh! Lahirlah AirBnB ! Menjadi pesaing para hotel dan apartemen tanpa punya satu gedung pun. Mereka membuka untuk siapa aja yang mau mendaftarkan tempat kosong dirumahnya untuk disewakan ke orang-orang yang mau menginap (persisi seperti hotel!).

Dua orang ini (atau tiga orang) BIKIN apa yang mereka mau ada, bukan nunggu orang lain bikin, bukan mengeluh pas ngga ada.

Saya bukan cuma ngomongin bisnis, tapi apapun yang teman-teman butuhkan dan saat itu ngga ada, lihat itu sebagai kesempatan untuk bikin. Bisa bisnis, bisa organisasi non profit, bisa kelompok belajar, apapun itu!

Tentu kalo kita ngomongin bisnis, perlu dipertimbangkan, bukan hanya dipertimbangkan tapi dikongkritkan apakah orang mau bayar apa yang kamu tawarkan, karena kalo ngga, jelas ini ngga bisa bertahan kalau diniatkan sebagai bisnis.

Tapi kadang, kita mau sesuatu itu exists atau ada, bukan karena uang, tapi memang kita mau itu ada! sesimple itu!

Ini dia yang saya lakukan dengan tehataukopi, podcast yang teman teman dengarkan sekarang. Ngga ada model bisnisnya, tapi saya mau semua ini ada dan orang bisa manfaatkan.

Pertanyaannya, apakah teman-teman mau ngerjainnya, mau investasi waktu, tenaga dan kadang uang ? Berani ngga ngambil resiko kalau ini nanti ternyata tidak ada yang pakai, tidak ada yang butuh. Atau lebih memilih nunggu orang lain yang bikin, nunggu ada orang yang menyelesaikan masalahnya.

Kalau dari saya pribadi, saya ngga suka lama lama penasaran. Daripada nunggu orang, mending saya ngelihat apa yang terjadi kalau saya bikin. Karena jujur ada rasa puas yang luar biasa ketika kita bikin sesuatu, apalagi tahu yang kita bikin bermanfaat buat orang lain.

Paling ngga teman-teman ngga akan ngira-ngira lagi apa yang akan terjadi, atau sekedar berhayal sama temannya “wah gimana ya kalau ada ini ….” Kita akan puas karena kita tahu apa yang terjadi kalau ini sudah ada.

Kita akan belajar banyak banget, ketika memutsukan bikin sesuatu sendiri (atau dalam tim) banyak hal-hal yang ngga akan didapatkan di buku atau video. Banyak yang berbahaya, bikin takut, semuanya jadi pengalaman luar biasa! Kita ngerjain sesuatu bukan cuma karena mau selesai tapi kita mau lewatin dan belajar di prosesnya, yang jauh lebih penting.

Mengerjakan sesuatu bukan karena disuruh atasan, tapi memang kita mau mengerjakan ini, kita mau lihat yang kita bikin bermanfaat buat banyak orang. Ngga nunggu orang lain, tapi kita yang bikin !


---

Sun Nov 26, 2017, #bisnis
Mau email kalau ada info menarik? klik ini.