Siapa yang kamu follow

Saya punya love and hate relationship dengan sosial media, di satu sisi saya memanfaatkannya untuk mengenal orang-orang yang saya idolakan, berhubungan dengan pendengar tehataukopi, pembaca blog atau teman-teman di sekolahkoding, di sisi lain, sosmed punya magnet yang luar biasa untuk terus menarik kamu ke dalamnya, meskipun ada pekerjaan yang lebih penting.

Kalau kamu belum bisa mengontrol kekuatan sosmed, cobalah mengubahnya menjadi tempat yang sehat. Sama seperti tempat fisik yang kamu punya, rumah atau kantor, tentu kamu ngga mau kalau ada banyak kotoran atau pajangan-pajangan yang kamu tidak nyaman melihatnya di sana.

Tanpa sadar (atau dengan sadar) kamu akan mengikuti dengan siapa kamu banyak menghabiskan waktu. Hal ini bukan hanya berlaku di dunia nyata.

Bersihkan Feed/Timeline kamu

Jangan follow/mengikuti orang yang tidak kamu suka. Sering orang mengikuti atau mungkin sekedar stalking agar bisa membandingkan prestasinya dengan prestasi orang lain. Jadi versi yang lebih baik untuk diri kamu sendiri, bukan untuk orang lain.

Jangan follow hanya karena “kenal”. Orang Indonesia cukup terkenal dengan punya banyak “teman facebook”, seseorang bisa punya ribuan teman di sosmednya, karena tidak menganggap sosial media tempat yang private, justru seringkali menjadi standard sosial di mata orang. Hanya karena kamu pernah bertemu dengan si A atau satu kantor/sekolah bukan berarti kamu harus follow mereka, lebih parah lagi kalau kamu memaksa orang lain untuk “follow back”, hei! biarkan orang bebas menentukan kehidupan mereka, jangan ada paksaan.

Jangan tidak enak untuk unfollow , saya masih ingat ada seorang teman yang marah karena saya tidak follow dia lagi di sosial media. (Really?). Sejak kapan sosial media menentukan kita benci dan suka dengan seseorang? Hanya karena kita tidak berteman di sosial media bukan berarti tidak berteman di dunia nyata. Jangan merasa sungkan kalau kamu tidak suka / nyaman dengan apa yang orang lain posting, bikin hidup kamu lebih mudah. Kadang kita mau menentukan “tema” dari timeline kita, misanya hanya menfollow para penulis atau tema minimalis, dan seterusnya, jika tema-nya tidak pas, jangan dipaksakan.

Sisi lain
Sosial media punya sisi lain, saya percaya ada sangat banyak kebaikan yang bisa kamu dapat di sana, kesempatan berdiskusi positif dengan orang hebat atau bisa tetap stay-in-touch dengan orang-orang terdekat. Bikin sosial media kamu suasananya nyaman, seperti kamu ingin nyaman di dunia nyata.

Kalau kamu berada di sisi yang lain, baca tulisan influencer


---

Tue Oct 8, 2019, #manusia
Mau email kalau ada info menarik? klik ini.