Untuk Freelancer

Untuk teman-teman yang bekerja freelance (bergantung dengan client), ini ada insight menarik

Kamu yang baru bekerja freelance (penulis, programmer, designer, fotografer dll,) berpikir satu-satunya cara mendapat klien adalah membuat harga paling murah dibanding yang lainnya.

Sayangnya waktu kamu terbatas, dengan bekerja belasan jam sehari, rasa capek luar biasa datang tapi hasil tidak berimbang. Hidup pas-pasan dan terus perlu mencari klien berikutnya

Pelan-pelan kamu perlu membuat berbagai hal yang berulang menjadi automatis. Contoh: membuat template proposal, agar tidak perlu terus menulis dari nol. Lihat apa yang kamu lakukan berulang, bikin automatis!

Gunakan aplikasi! jangan ragu walaupun aplikasi berbayar. Kalau ada yang bisa membuat hidup kamu lebih mudah, seperti mengorganisir project, mengatur jadwal, membuat invoice otomatis, dan lainnya (sesuai kebutuhan).

Agar tidak terganggu bekerja, mulai belajar atur waktu dengan baik. Bikin jadwal dengan tegas kapan bisa ditelepon oleh klien, kapan harus membaca email. Semakin banyak interupsi akan semakin sulit bekerja.

Delegasi atau outsource pekerjaan yang bisa dikerjakan dengan mudah oleh orang lain. Tidak semua harus kamu kerjakan sendiri. Kamu bisa membayar orang lain untuk mengerjakan beberapa pekerjaan.

Setelah melakukan beberapa hal di atas, waktu kamu mulai terbantu, tapi masalah masih ada, penghasilan kamu masih terbatas dengan waktu. Kamu masih melabeli diri sebagai “solusi murah dibanding yang lainnya”. Untuk awal menurut kamu ini ide bagus sampai kamu stress tidak punya waktu.

Untuk masalah ini, tidak ada solusi lain selain kamu menaikkan harga! memang mengerikan, di bayanganmu klien mulai kabur, orang akan mencari yang lebih murah.

Faktanya tidak seperti itu, klien membutuhkan orang yang bisa membantu bisnisnya berjalan. Karena itu saat di awal, kamu perlu sadar, kalau yang kamu lakukan bukan sekedar design website atau sekedar design logo, tapi membantu bisnisnya menghasilkan lebih banyak.

Yang perlu sadar, bukan cuma kamu, tapi hal ini perlu kamu obrolkan dengan klien. Saat di awal komunikasi, jangan langsung membicarakan harga, tapi tanyakan bagaimana bisnisnya terbantu dengan jasamu, ‘value’ apa yang bisa kamu bawa ke bisnisnya.

Bikin pembicaraan tentang mereka, bukan tentang kamu. Cari tahu dengan detail apa kebutuhan mereka sebenarnya dan cocokkan dengan yang bisa kamu bantu. Gali masalah klien dengan baik.

Kamu bukan kumpulan waktu, yang tiap jamnya dijual dengan murah. Kamu punya skill, pengalaman dan kreativitas. Tanyakan apa yang mereka inginkan dan komunikasikan bagaimana jasa kamu bisa membantu bisnis mereka.

Tawarkan beberapa proposal, beserta opsi harga dan jasa, untuk perbandingan, yang bisa mereka pilih dari kamu.

Perjelas, kalau yang klien bayar adalah “investasi” untuk bisnisnya sendiri. Bukan sekedar membayar freelance.

“tapi.. tidak semua orang mau membayar mahal” .. Betul! kabar baiknya kamu tidak perlu semua orang! kamu hanya perlu beberapa orang yang berani menghargai kamu dan jasa kamu.

Jangan terus bekerja (atau memaksakan) Klien yang bikin kamu pusing. Berani memecat klien yang banyak permintaan tapi tidak mau membayar dengan baik. Kalau dia tidak menghargai kamu, kenapa mau dipertahankan?.

Cari ‘high-quality’ klien. Orang/Bisnis yang ingin membutuhkan kamu dan kamu bisa selesaikan masalahnya. High-Quality klien akan merekomendasikan high-quality klien berikutnya. Sebaliknya, klien ‘ngasal’ akan rekomendaiskan kamu ke klien ‘ngasal’ berikutnya.

Butuh waktu, jangan berharap instan. Tapi jangan terus bermain di harga murah. Kamu sendiri yang akan menderita.

Baca juga tidak punya bos

Refrensi dan Rekomendasi Bacaan:
Breaking the time barrier - FreshBook
Running Down a Dream - Tim Grahl
4 Hour Work Week - Tim Ferriss


---

Tue Dec 18, 2018, #
Mau email kalau ada info menarik? klik ini.