Manusia melawan Mesin

Saat diwawancara pertama kali, Lee Sedol, pemain Go profesional asal Korea Selatan dengan tegas menjawab akan menang “5-0” atau paling tidak “4-1” atas pertandingannya melawan mesin “alphago” buatan DeepMind, perusahaan asal Inggris.

Sebuah kejutan besar hadir, pertandingan pertama Lee melawan AlphaGo, berhasil dimenangkan oleh si mesin! Ini bukan pertandingan tertutup, seluruh dunia menyaksikan. Seorang pemain terbaik Go dunia kalah dengan mesin!.

Berbagai komentar di media hadir, termasuk dari para pemain Go profesional yang sangat takjub dengan permainan alphago, yang bisa dibilang, hampir tidak mungkin gerakannya dipikirkan oleh manusia.

Normalnya saat ada di posisi Lee, kita akan malu dan menyerah. Mungkin yang pertama benar, Lee mungkin malu, tapi tidak dengan menyerah. Dia hadir di pertandingan ke dua - tiga dan seterusnya.

Dengan jujur Lee mengatakan kalau dia tidak mengekspektasi hasil ini. Pertandingan kedua dan ketiga hasilnya sama, Lee kalah oleh mesin ini. Meskipun pada pertandinga ketiga dia berusaha mengubah cara bermainnya, yang berakhir lebih buruk.

Pertandingan ke 4, Lee tetap hadir.. dan AlphaGo menyerah! untuk pertama kali, setelah alphago melakukan kesalahan, Lee berhasil menang! seluruh dunia menyaksikan ini, seluruh dunia ikut senang dengan hasil ini. Lee bukan hanya mewakili dirinya atau negaranya, tapi manusia!

Sayangnya ini bukan cerita dongeng, Lee kalah kembali di pertandingan kelima, rasa sedih yang begitu kuat hadir di ruangan konferensi setiap kali Lee harus memberi tanggapan setelah pertandingan.

Tentu bertanding dengan mesin, punya kelemahan, mesin tidak capek, mesin tidak punya psikologi yang bisa dimainkan, sebaliknya Lee harus bermain dengan beban “harapan manusia”, meskipun kalah berkali-kali, dia tetap hadir di pertandingan berikutnya. Berkali-kali juga Lee mengeluarkan gerakan cantik yang tidak mungkin dia keluarkan sebelumnya jika tidak dipaksa/disudutkan oleh alphaGo.

Salah satu komentar Lee yang sangat berkesan adalah “karena ini saya bermain Go!” karena ternyata setelah dia bertahun-tahun di puncak, masih ada lagi kekuatan yang luar biasa yang tidak bisa dia kalahkan. Ia memuji Go dan tim di belakangnya dengan rasa yang berat tentunya.

Dia mungkin kalah, tapi sikapnya bertanding, sportifitas, pujian yang dia sampaikan ke lawan, hadir setiap hari, membuat orang semakin cinta dengan Lee. Ini bukan tugas yang mudah, tapi hanya Lee yang bisa melakukannya.

Bagaimana dengan kamu? masih menghindar dari tugas yang harusnya kamu kerjakan? masih menghindar dari harapan orang lain?


---

Sat Jan 4, 2020, #inspirasi
Mau email kalau ada info menarik? klik ini.