Menyalahkan, diam dan berkontribusi

Presiden disalahkan, polisi disalahkan, orang kaya disalahkan, orang beragama disalahkan, orang berilmu disalahkan, bagaimana dengan diri sendiri?

Pemimpin memang punya amanat, tapi jangan lupa semua/setiap manusia juga punya amanat, berbuat, berkata dan menyampaikan kebaikan.

Silahkan mengingatkan orang lain, tapi sampaikan dengan baik, kalau bersifat aib/kekurangan yang kira2 orang tersebut malu (apalagi fitnah yang tidak benar), sampaikan hanya berdua, bukan di depan umum, bukan di sosial-media yang satu arah, konfirmasi, kalau orang-terkenal (yg sulit dihubungi) cari kontaknya kalau perlu datangi tempatnya.

Mendiamkan yang salah juga bukan hal yang benar. Jadi jangan bilang “urus diri sendiri aja”, kita hidup bagi-bagi peran.

Kita sering berbicara dengan lingkup yang sangat kecil, tanpa verifikasi informasi, tanpa melihat konteks, kondisi, waktu dan memikirkan perasaan orang lain.

Lakukan apa yang bisa kita lakukan, meskipun bukan ahlinya. Contoh, kita bukan ahli lingkungan dan kesehatan, tapi saya yakin semua sepakat kalau membuang sampah sembarangan dan merokok tidak akan memperbaiki dunia, maka kita tidak melakukan dua hal tadi.

Setiap hari pikirkan, apa yang bisa kita berikan, bukan apa yang bisa kita dapatkan. Hidup singkat, jangan sampai ada hari yang sia-sia, jangan jadi orang rata-rata.

Berkontribusi untuk sekitar, Indonesia, dunia. Jangan menunggu waktu, jangan menunggu orang lain. Butuh waktu memang, tapi mulai dari sekarang. Sulit memang, tapi mulai dari diri sendiri. Bisa jadi apa yang kita tanam sekarang, baru akan dipanen di masa depan.

Senjata luar biasa yang sangat jarang dipakai, akal. Gunakan untuk berpikir yang serius, jangan hobi mengeluh, isi waktu untuk berpikir, petakan masalah besar jadi masalah-masalah kecil dengan kongkrit, rancang solusi dengan bertahap. Kalau ada yang sulit, pelajari, jangan loyo.


---

Tue Nov 6, 2018, #manusia
Mau email kalau ada info menarik? klik ini.