Terus mengerjakan hal yang sama

Bagian ini berisi salah satu tips produktif favorit saya, yaitu otomatisasi. Teknik ini menjadi faktor terbesar saya bisa bekerja sendiri dan tidak terikat langsung dengan waktu atau bahasa populernya bisa “berpenghasilan pasif”. Hal ini juga yang membuat saya semangat, untuk berbagi konsep produktivitas karena sangat mungkin membantu banyak orang.

Untuk kamu yang membaca artikel ini tapi tidak mengenal penulisnya, kenalkan, nama saya Hilman, ini sudah tahun ke 5 saya menjalankan website bernama sekolahkoding.com website untuk belajar programming, membuat website dan aplikasi, sampai saat artikel ini ditulis saya bekerja tanpa karyawan dengan pendaftar lebih dari seratus ribu orang, ada juga video di youtube yang sudah disaksikan total jutaan kali. Di luar sekolahkoding saya membuat podcast bernama tehataukopi, menulis di blog ini dan bereksperimen melakukan hal-hal yang saya suka, meskipun sebagian besar tidak berhasil.

Poin dari perkenalan saya di atas adalah saya bisa mengerjakan banyak hal yang saya suka, karena benar-benar mempraktekkan apa yang guru-guru saya ajarkan, kalau kamu serius ingin menjadi produktif, kamu akan sangat bersyukur nantinya sudah mengenal konsep ini.

Apa itu DRY? Don’t repeat yourself

Programmer akan familiar dengan kata ini, DRY, atau don’t repeat yourself yang kita artikan “jangan mengulangi diri kamu”. Kalau di dunia koding, ini berarti jangan menulis kode yang sama, di dunia nyata, ini berarti hindari mengerjakan hal yang sama berkali-kali. Kamu harus membuat hal yang berulang menjadi automatis. Tapi bagaimana caranya? saya bukan programmer? tenang, ini artikel umum, bukan hanya untuk kamu yang di depan komputer.

Ada dua jenis produk yang ada di sekitar kita sekarang, yang pertama adalah “handmade” atau dibuat dengan tangan manusia, yang kedua adalah hasil produksi pabrik. Produksi pabrik punya keunggulan, yaitu bisa tersedia dalam jumlah banyak dengan hasil(produk) yang sama. Kok bisa? karena pabrik membuat sistemnya menjadi automatis, ada mesin yang mengukur, ada mesin yang terus berjalan, ada yang membersihkan dan seterusnya, karena alasan itu hasil pabrik, bisa diproduksi lebih cepat dan banyak dibanding buatan tangan. (*saya tidak mengatakan pabrik lebih baik dari handmade).

Di beberapa tempat kita sudah melihat mesin untuk menjual minuman atau snack, mesin ini tidak akan lelah, tidak perlu digaji, dia bisa melayani dengan cepat dan tepat. Hal ini yang ingin kita dapatkan, setelah membuat sesuatu berjalan automatis, kita berarti mengaturnya untuk berjalan sendiri tanpa perlu mengambil beban pikiran atau tenaga kita lagi.

“Berikan aku 6 jam untuk menebang pohon…” Kata Abraham Lincoln “..dan akan kugunakan 4 jam pertama untuk menajamkan kapaknya”. Persiapan bukan hal yang bisa diremehkan.

Dalam proses DRY, biasanya kita perlu bekerja lebih keras di awal, sebelum semuanya menjadi lebih mudah, bayangkan saja kalau belum ada pesawat, kita harus berjalan melalui darat atau laut yang butuh waktu sangat lama, tapi “proses pembuatan pesawat” sendiri tentu tidak mudah dan tidak cepat (meskipun ada pabrik pesawat dan sudah banyak bagian yang automatis :P) . Kita perlu usaha extra di awal untuk bisa menyingkat waktu yang tadinya dari makassar ke jakarta butuh 2 hari dengan kapal laut kini menjadi 2 jam saja. Waktu akan menjadi hadiah terbesar dari hasil proses otomatisasi.

Lihat para konten kreator di youtube, dia hanya perlu mengunggah setiap videonya satu kali saja, untuk bisa ditonton berjuta-juta atau milyaran kali. Hal yang sama saya lakukan dengan sekolahkoding, saya hanya perlu mengajar satu kali. Hingga saat ini terus ada “murid” baru yang belajar, meskipun saya tidak mengajar secara langsung, hanya lewat video yang saya rekam satu kali. Bandingkan saya harus mengajar materi yang SAMA ke ratusan ribu orang, butuh waktu berapa lama? Tapi tentu proses merekamnya tidak semudah itu, karena itulah proses DRY akan berat di awal, tapi sangat membantu untuk seterusnya.

Manfaatkan Teknologi

Teknologi sudah semakin canggih, sayangnya manusia tidak. Melihat di sekeliling, banyak yang hanya menjadi “korban” , menonton review game, menonton tiktok dan racun lainnya yang tidak membuat produktif. Smartphone kita saja sudah sangat luar biasa, kalau tim NASA yang pertama kali menerbangkan roket, menemukan kekuatan komputasi smartphone kamu sekarang di jaman itu, mereka akan rela membelinya dengan harga berapapun. Sayangnya benda ini mati di tangan kita.

Kamu bisa mengakses toko online 24 jam, bisa melihat daftar produk yang orang lain jual entah dari kota atau negara mana, bisa mengetik di bagian pencari apa yang kamu inginkan, semuanya tanpa ada “penjual” langsung di balik layar yang perlu menemani kamu, semuanya berjalan automatis karena sudah ada orang-orang yang membuat sistemnya di belakang. Penjual hanya perlu usaha untuk mengunggah gambar produk dan menuliskan deskripsinya, pembeli akan bisa mencari dan belanjar sendiri kapan saja yang dia mau.

Contoh di atas adalah hasil kontribusi teknologi, yang bukan hanya pemanis di kehidupan kita, tapi memang sudah menjadi penopang ekonomi.

Terkadang untuk membuat sesuatu menjadi automatis dengan teknologi, kamu perlu membayar sebuah tool atau software, jangan ragu untuk itu, terutama jika ini menyangkut ke pekerjaan. Berani untuk membayar, karena kamu sendiri yang akan mendapat manfaatnya.

Kamu yang perlu menguasai teknologi, jangan sampai teknologi yang menguasai kamu

Menyerahkan tugas ke orang lain

Di buku E-Myth karya Michael E. Geber diceritakan seorang wanita yang punya cita-cita memiliki toko kue sendiri. Setelah berhasil membuat tokonya, ternyata tidak seindah yang dia bayangkan, dia perlu membuat kue sejak sangat subuh, perlu menjaga tokonya, dan bersih-bersih hingga malam hari. Dia baru sadar bisa meringankan tugasnya ketika dia memutuskan untuk menDELEGASIkan tugas ke orang lain.

Selain memanfaatkan teknologi, ada satu hal lagi yang bisa membuat kamu berhenti melakukan hal yang sama, yaitu membayar orang lain untuk melakukan pekerjaannya.

Terutama jika tugas tersebut sudah mulai membosankan untuk kamu. Sering kali tugas yang kita serahkan ke orang lain, di mata orang tersebut, adalah tugas yang menarik, tugas yang menyenangkan untuk mereka kerjakan, alhasil produktivitas merekapun mengingkat, karena mengerjakan apa yang mereka cintai. Belajar mendelegasikan tugas kamu ke orang lain yang lebih mencintai dan lebih ahli. Produktivitas kamu akan meningkat.

Sejak dulu saya sangat suka mengerjakan semua hal sendiri, saya merasa “hanya” saya yang bisa, sampai saya mulai mencoba menyerahkan tugas saya ke orang lain. Seperti pembuatan merchendise dari usaha saya, dibanding saya yang perlu memikirkan produksi, pengiriman dan hal lainnya, jauh lebih bijak untuk saya membayar orang lain untuk mengerjakan “hal sampingan” ini. Selain kita membantu ekonomi orang lain, kita pun punya waktu luang untuk mengerjakan hal yang lebih penting.

Sebenarnya hal ini bisa kamu lihat di kehidupan sehari-hari, alasan kenapa orang punya asisten rumah tangga, punya supir pribadi, punya penjaga toko, dan karyawan lainnya, karena mereka punya tugas lain yang dengan bantuan orang bisa menjadi lebih produktif. Sayangnya kita terbentur dengan pekerjaan-pekerjaan tradisional ini, coba pikirkan lagi apa yang bisa kamu delegasikan sekarang.

Tugas untuk kamu

Nah PR kamu sekarang, pikirkan dengan serius apa sebenarnya hal-hal yang kamu lakukan berulang-ulang yang sebenarnya bisa dibuat menjadi automatis. Bisa jadi memanfaatkan teknologi yang mungkin kamu perlu membayar untuk itu, jangan pelit untuk diri sendiri.

Kedua, untuk tugas yang sebenarnya bisa dikerjakan oleh orang lain, entah itu karena membosankan atau ada yang lebih ahli, segera membayar orang yang lebih cinta dengan pekerjaan tersebut. Berikan diri kamu waktu luang untuk berpikir dan mengerjakan hal yang lebih menarik.

Artikel ini adalah bagian dari seri masalah produktivitas


---

Wed Apr 15, 2020, #kerja
Mau email kalau ada info menarik? klik ini.