Apakah punya audience hal yang baik?

Setelah beberapa kali mengeluarkan karya, bukan hal yang aneh, kalau penonton (audience) yang merasa nyambung dengan karyamu akan hadir. Mungkin bisa dihitung jari atau sudah tidak lagi.

Muncul pertanyaan, apakah punya audience ini hal yang baik? Saya punya ketakutan, ketika mempunyai pembaca, apakah tulisan saya akan mengikuti keinginan pembaca ? atau masih dari hati? Apakah saya akan mengecewakan mereka? atau memilih jujur dengan diri sendiri?

Saya dan kamu, normalnya akan memulai sesuatu dari nol. Seperti saya yang mulai menulis saat tidak ada yang membaca kecuali diri sendiri. Selain pertanyaan di atas, ada juga pertanyaan:
- apakah tulisan saya menjadi lebih baik?
- apakah saya masih menikmati menulis atau menjadikannya tuntutan?
- apakah saya masih berpegang pada pendirian atau mencari ketenaran?

Ohiya, silahkan mengganti kata “menulis” dengan apapun aktivitas yang sedang kamu tekuni.

Keinginan berkarya

Saya tidak ingat apa niat awal saya berkarya, khususnya menulis. Yang saya tahu, saya sangat menikmati aktivitasnya, karena itu setelah ratusan tulisan kemudian, sampai saat ini saya masih menikmatinya.

Bohong rasanya, kalau saya tidak senang, saat ada yang menanggapi positif tulisan saya, apalagi ada yang terbantu kehidupannya. Tapi.. apakah kalau tidak ada yang berkomentar, saya jadi malas menulis?

Saya punya keinginan untuk selalu berkarya, mulai dari menulis, merekam podcast atau membuat video. Sudah sangat lama saya menyerah kalau yang menjadi target adalah “mencari penonton” atau “mencari uang”.

Tapi saya juga tidak yakin, ketika tidak ada orang yang mendengar podcast yang dibuat, atau menonton videonya.. apakah saya maish akan terus membuatnya? Jadi.. apa jawaban yang benar untuk pertanyaan ini?

Memiliki audience yang tepat

Tulisan ini sendiri menjadi media terapi saya, untuk membantu menjawab pertanyaan yang membingungkan. Tidak ada klaim, bahwa ini adalah jawaban yang tepat untuk kamu. Silahkan mencari jawabannya sendiri… dengan berkarya

Singkatnya…

Apakah saya senang punya pembaca?
Iya

Lebih memilih banyak penonton atau menulis hal yang saya percaya?
Yang kedua

Saya mencari jalan tengah dari dilema ini.
Yang pertama, punya penonton bukan termasuk dari tugas kita berkarya. Punya penonton adalah hal pasif. Yang bisa kita lakukan adalah mengeluarkan karya, masalah ia akan ditemukan oleh penonton yang tepat, ini di luar kendali kita. Jadi jangan pusing saat berkarya. Karena normalnya, butuh waktu lamaaa sekalii untuk punya penonton.

Dibanding punya banyak penonton, saya lebih memilih punya teman yang tepat untuk berbagi. Saya mau tulisan saya bisa bermanfaat untuk orang lain (selain mengeluarkan ego sendiri untuk berkarya). Punya penonton untuk saya adalah hadiah, setelah selesai lelah berkarya.

Berikutnya, ingatkan diri sendiri.
Kalau punya penonton bukanlah tuntutan atau hal yang kita cari. Sekali lagi, ini adalah hadiah kita berkarya. Jangan dijadikan beban saat tidak punya, atau stress saat sudah banyak. Tetap berkarya yang jujur, karena sejak awal orang menyukai karya kita yang asli, bukan dibuat-buat, hanya untuk menyenangkan mereka.

Jangan sampai meninggalkan prinsip yang kamu pegang, hanya karena demi tambahan likes atau komentar. Tulis apa yang mau kamu tulis dari hati. Bukan karena menjilat orang yang menikmati.

Saya jadi ingat sebuah analogi yang membandingkan
1. anak yang bermain karena mau bermain
2. janjikan seorang anak hadiah, kalau dia selesai bermain

Mana yang akan lebih menikmati bermainnya? jawaban saya no. 1, kalau kamu?


---

Sun May 24, 2020, #inspirasi
Mau email kalau ada info menarik? klik ini.