Belajar lebih dalam dengan Prinsip Pertama

Orang yang hanya tahu kopi dari meminum kopi saset, bayangannya akan terbatas dengan rasa kopi saset tersebut. Variasi yang bisa dia rasakan, hanya kopi saset dingin atau kopi saset panas. Berbeda dengan orang yang mencari tahu apa “kopi sebenarnya”, ia akan sadar kalau ternyata kopi berasal dari biji yang sangat bervariasi. Setiap asal geografi, jenis, dan cara mengolahnya bisa menawarkan cita rasa kopi yang berbeda, belum lagi ketika dicampur dengan elemen lain seperti susu, gula aren dan masih banyak lagi.

Perbedaan kedua orang ini adalah perbedaan orang yang hanya sekedar tahu dan orang yang mengenal “prinsip pertama”.

Orang yang tahu komputer lewat iklan, dia mungkin akan menabung uang untuk membeli komputer atau laptop yang dia lihat. Berbeda dengan orang yang mencari tahu apa “komputer sebenarnya”. Terdiri dari apa saja komputer? ia mulai memecah komponen komponen penyusun komputer, sehingga, ia bisa membuat komputernya sendiri dengan harga yang lebih murah. Orang kedua, adalah orang yang mengenal prinsip pertama.

Hal ini yang dilakukan oleh Elon Musk, Elon penasaran kenapa roket begitu mahal, ia mempelajari dan bertanya kepada para ahli, apa saja komponen-komponen penyusun roket dan memperkirakan estimasi, berapa biaya yang dibutuhkan agar dia bisa membuatnya sendiri, ternyata harganya bisa jauh lebih murah. Roket yang sebelumnya banyak di khayalan anak-anak, kini menjadi salah satu usaha dari Elon lewat spaceX.

“Orang-orang berkata, -sejak dulu baterai harganya 600$ per kwH, ini tidak akan jauh berbeda di masa depan-. Lalu kamu mengatakan(menolak) -Tidak.. lalu mecari tahu baterai terbuat dari apa?- inilah prinsip pertama. Kamu hanya harus berpikir cerdas untuk merangkai materialnya dan menggabungkannya menjadi sebuah baterai, dengan itu kamu bisa punya baterai yang lebih murah dibanding orang lain. Tentu saja ini membutuhkan banyak energi berpikir’” - Elon pernah memberikan analogi ini (bukan kutipan langsung)

Salah satu poin penting jika kamu ingin belajar berpikir dengan prinsip pertama adalah kamu menolak apa yang kebanyakan orang katakan atau sekedar karena ‘sejak dulu sudah begitu’. Kamu menjadi tertarik membagi semua masalah, menjadi bagian kecil yang bisa kamu eksplorasi secara bertahap.

Ada seorang professor fisika yang terkenal dengan keunikan karakter dan kepiawaiannya menjelaskan suatu teori, namanya Richard Feynman. Professor ini jauh lebih tertarik dengan masalah yang ia tidak bisa jelaskan. Ia menolak hanya menerima teori dari suatu buku atau seseorang, ia mau benar-benar mengerti. Karena itu dia akan membagi teori besar, ke hal hal kecil yang ia bisa mengerti satu per satu, sebelum kembali membangunnya ke masalah awal. Hal ini yang membuat Feynman bisa menjelaskan konsep sulit menjadi sederhana.

“Saya tidak paham dengan orang-orang: mereka tidak belajar dengan mengerti, mereka belajar dengan cara lain - dengan hafalan atau yang lain. Pengetahuan mereka sangat rapuh!” - Richard Feynman

Bagaimana cara kamu belajar?

Saya mulai tersadar kalau selama ini saya hanya seperti seekor burung beo, meneriakkan apa yang saya dengar. Tidak semua informasi layak menjadi pengetahuan, apalagi saat ini banyak yang mengklaim dirinya seorang ahli. Kamu perlu mengandalkan diri kamu sendiri, mulailah berlatih untuk belajar dan berpikir dengan prinsip pertama. Banyaknya media informasi seperti sekarang juga bisa menyebabkan kamu bias dalam berpikir.

Kamu bisa mengasah kemampuan ini dengan menanyakan salah satu pengetahuan kamu sekarang, apakah ini ilmu yang kamu telan bulat-bulat atau kamu sudah pikirkan dengan matang. Ambil kertas, lalu tuliskan ‘materi’ yang ingin kamu dalami. Mulai tuangkan pengetahuan kamu tentang materi ini di sekitarnya. Kamu bisa memecahkan materi ini ke materi-materi kecil untuk membantu kamu mengetahui akarnya.

Kalau sebelumnya kamu hanya memakan buah-buahan, sekarang telusuri, buah berasal dari mana, dari pohon? kenapa pohon bisa tumbuh? tanahnya? matahari? air?, dengan terus mengeksplor lebih jauh, kamu bukan hanya tahu buah ini enak. Tapi kamu akan tahu bagaimana cara menumbuhkan pohon yang punya banyak buah yang enak. Tentu saja saya bukan hanya berbicara tentang buah asli, tapi ilmu-ilmu yang kamu tertarik untuk dalami.

Belajar dari bidang yang berbeda

Sering kali dengan melakukan pengamatan yang baik dan mengerti suatu konsep secara tertata, kamu bisa mengambil ilmu dari suatu bidang yang berbeda lalu mengimplementasikannya ke bidang yang lain. Mengerti bagaimana cara sebuah “motor” bekerja, apa saja yang dibutuhkan agar benda bisa berjalan, bisa membantu kamu menciptakan kendaraan lain yang jauh berbeda dari motor.

Saat kamu merasa tidak ada jalan keluar dari apa yang sedang kamu hadapi, coba mencari inspirasi dari membuat suatu analogi, bisa jadi justru analogi ini membantu kamu mendefiniskan masalah yang kamu temui, bahkan mencari solusinya. Belajar juga dari orang-orang terdahulu yang sudah menyelesaikan masalah yang serupa, meskipun dari bidang yang berbeda.

Menjadi anak kecil

Perhatikan anak kecil di sekitarmu, dia akan menanyakan sesuatu tanpa henti, kecuali orang tua di sekitarnya memilih untuk mendiamkannya.

“Pa itu apa?”

“Pohon”- kata ayahnya.

“Kenapa pohon besar?”

“Karena disiram” - jawab ayahnya lagi

“Kenapa perlu disiram?” - tanya anak kecil

" Memang begitu nak caranya”- ayahnya menutup pembicaraan.

Jika anak kecil ada orang lain yang menutup pembicaraan dengan mengatakan ‘memang begitu’ atau ‘sejak dulu seperti itu’, saat ini kita sendiri yang menutup pintu pengetahuan kita dengan tidak tertarik menanyakan sesuatu lebih jauh. Kita menerima apa yang sudah terjadi, padahal belum tentu apa yang terjadi adalah hal yang baik untuk kita.

Bayangkan kamu adalah seorang anak kecil yang diberi kepingan-kepingan lego, kamu melihat ada lubang yang bisa direkatkan, ada variasi bentuk, ada variasi warna, dari sini kamu bisa membuat sesuatu yang benar-benar unik dan berbeda sesuai imajinasi, karena kamu tahu ‘dasar’ alias ‘prinsip pertama’ dari sebuah lego yang bisa dirangkai satu sama lain.

Jadikan pengetahuan kamu seperti kepingan lego ini, kecil, banyak dan fleksbel. Bisa dirangkai menjadi kekuatan unikmu ketika orang lain cuma tahu lego hanyalah ‘sebuah bangunan sesuai gambar yang ada di contoh’.

Catatan untuk pengajar

Jika kamu seorang pengajar, ingat-ingat lagi, apakah selama ini kamu sudah mengajak muridmu dengan berpikir prinsip pertama, atau kamu hanya meminta mereka untuk meniru?

katakunci: prinsip pertama adalah, apa itu prinsip pertama, bagaimana cara berpikir prinsip pertama, apa itu first principle, first priciple adalah, first principles thinking, prinsip pertama berpikir adalah


---

Tue Nov 24, 2020, #manusia
Mau email kalau ada info menarik? klik ini.